dUnia

SAKA WANABAKTI MAGETAN

Sabtu, 12 Juni 2010

NAVIGASI DARAT TNI-AD

skep dan pusenif "TNI-AD"
no : skep/77/VII/1998





NAVIGASI DARAT
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan
atau di peta.  Navigasi  terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang
umum digunakan adalah navigasi darat (Yudiawan, 2002).
Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu
tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam
dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas (Rimpala, 1994, Rimpala 1997,
Rimpala 1998 dan Rimpala 2002).  Rimpala 1997 menyatakan bahwa pekerjaan navigasi
3




darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan (
intersection
dan
resection
), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan
resection
,
perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat.
1.  Alat-alat navigasi terdiri dari:
a.  Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat
magnetik kutub bumi.  Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N
(
north
= utara), S (
south
= selatan), E (
east
= timur) dan W (
west
= barat), serta
arah mata angin lainnya yaitu NE (
north east
= timur laut), SE (
south east
=
tenggara), SW (
south west
= barat daya) dan
NW (north west
= barat laut).  Jenis
kompas yang umum digunakan adalah kompas sylva, kompas orientasi dan
kompas bidik/prisma.
b.  Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan
perbedaan tekanan udara.
c.  Peta adalah gambaran sebagian/seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua
dimensi dengan perbandingan skala tertentu.  Jenis-jenis peta terdiri dari peta
teknis, peta topografi dan peta ikhtisar/geografi/wilayah.  Bagian-bagian peta
antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda dan
deklinasi magnetis.
d.  GPS (
Global Positioning System
) adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri
dari beberapa satelit dan stasiun bumi.  Fungsinya adalah menentukan lokasi,
navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain),
tracking
(memonitor
pergerakan seseorang/benda), membuat peta di seluruh permukaan bumi dan
menentukan waktu yang tepat di tempat manapun.
2.  Menentukan arah tanpa alat navigasi
Menurut Yudiawan (2002) selain menggunakan alat-alat navigasi, kita juga dapat
menentukan arah mata angin dengan tanda-tanda alam dan buatan, yaitu:
a.  Tanda-tanda alam yaitu matahari, bulan dan rasi bintang
b.  Tanda-tanda buatan yaitu masjid, kuburan dan membuat kompas sendiri dari
jarum/silet yang bermagnet dan diletakkan di atas permukaan air
c.  Flora dan fauna:
-  Tajuk pohon yang lebih lebat biasanya berada di sebelah barat
-  Lumut-lumutan
Parmelia sp
. dan
Politrichum sp
. biasanya hidup lebih baik
(lebat) pada bagian barat pohon
-  Tumbuhan pandan hutan biasanya cenderung condong ke arah timur
-  Sarang semut/serangga biasanya terletak di sebelah barat pepohonan
3.  Mencegah dan menanggulangi keadaan tersesat
Tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan
arah yang akan dituju. Hal tersebut biasanya disebabkan karena berjalan pada malam
hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu
titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas.  Yudiawan (2002)
menyatakan bahwa hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain:
a.  Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan
perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut
4



b.  Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang
dimiliki
c.  Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap
persimpangan
d.  Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung
e.  Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut
jika dilihat dari arah berlawanan
f.  Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa
g.  Gunakanlah kompas sebelum tersesat
h.  Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angin
i.  Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada
pemimpin.
Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah S T O P, yaitu:
S =
Seating
, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan
T =
Thinking
, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi
O =
Observation
, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudian
tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus
dihindari
P =
Planning
, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan
sesuatu yang akan anda lakukan (Addy, 2002).
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah:
a.  Membuat tempat berlindung (
shelter
) dari bahaya atau cuaca buruk
b.  Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan
c.  Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi/memanjat pohon
d.  Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam
e.  Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya
dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak
f.  Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun
g.  Memanfaatkan situasi dengan menunggu bala bantuan, mencari makanan, mencari air
dan lainnya