dUnia

SAKA WANABAKTI MAGETAN

Sabtu, 25 September 2010

Kriptografi (Cryptography) Sandi Rahasia Pada Pesan Pribadi (PM) Internet Dan Pramuka

Sebenernya nih topik tidak sepenuhnya berhubungan sama internet security (alias hacking-hackingan gitu). buat yang pernah main di CODER.WEB.ID (tauu deehh) Cryptography itu teknik penyembunyian data, atau singkatnya 'sandi'. Gw kebanyakan baca Detektive Conan nih jadi suka sandi-sandi gini. kaya anak-anak pramuka gitu deh.
Di msn, kadang-kadang gw ngeliat pm orang naro sandi-sandi gak jelas gitu. Pernah dulu gue nyari-nyari setengah mati mecahin kode di pm orang (yang akhirnya berhasil) dan kode itu dulu disebutnya A=N (yang pramuka harus tau).
Di pramuka biasanya kan diajarin tuh yang kayak gitu A=Z, A=N, ato yang pakai kotak titik-titik itu. Nah A=N itu nama kerennya ROT-13. Sistemnya gini :
A <-> N
B <-> O
C <-> P
D <-> Q
E <-> R
F <-> S
G <-> T
H <-> U
I <-> V
J <-> W
K <-> X
L <-> Y
M <-> Z
Misalnya Call BRONZE jadi OEBAMR. Ya begitu deh, cuman mau nginfo aja kali ini, SEMOGA AJA JADII BERMANFAAT.

Sabtu, 12 Juni 2010

NAVIGASI DARAT TNI-AD

skep dan pusenif "TNI-AD"
no : skep/77/VII/1998





NAVIGASI DARAT
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan
atau di peta.  Navigasi  terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang
umum digunakan adalah navigasi darat (Yudiawan, 2002).
Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu
tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam
dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas (Rimpala, 1994, Rimpala 1997,
Rimpala 1998 dan Rimpala 2002).  Rimpala 1997 menyatakan bahwa pekerjaan navigasi
3




darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan (
intersection
dan
resection
), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan
resection
,
perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat.
1.  Alat-alat navigasi terdiri dari:
a.  Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat
magnetik kutub bumi.  Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N
(
north
= utara), S (
south
= selatan), E (
east
= timur) dan W (
west
= barat), serta
arah mata angin lainnya yaitu NE (
north east
= timur laut), SE (
south east
=
tenggara), SW (
south west
= barat daya) dan
NW (north west
= barat laut).  Jenis
kompas yang umum digunakan adalah kompas sylva, kompas orientasi dan
kompas bidik/prisma.
b.  Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan
perbedaan tekanan udara.
c.  Peta adalah gambaran sebagian/seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua
dimensi dengan perbandingan skala tertentu.  Jenis-jenis peta terdiri dari peta
teknis, peta topografi dan peta ikhtisar/geografi/wilayah.  Bagian-bagian peta
antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda dan
deklinasi magnetis.
d.  GPS (
Global Positioning System
) adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri
dari beberapa satelit dan stasiun bumi.  Fungsinya adalah menentukan lokasi,
navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain),
tracking
(memonitor
pergerakan seseorang/benda), membuat peta di seluruh permukaan bumi dan
menentukan waktu yang tepat di tempat manapun.
2.  Menentukan arah tanpa alat navigasi
Menurut Yudiawan (2002) selain menggunakan alat-alat navigasi, kita juga dapat
menentukan arah mata angin dengan tanda-tanda alam dan buatan, yaitu:
a.  Tanda-tanda alam yaitu matahari, bulan dan rasi bintang
b.  Tanda-tanda buatan yaitu masjid, kuburan dan membuat kompas sendiri dari
jarum/silet yang bermagnet dan diletakkan di atas permukaan air
c.  Flora dan fauna:
-  Tajuk pohon yang lebih lebat biasanya berada di sebelah barat
-  Lumut-lumutan
Parmelia sp
. dan
Politrichum sp
. biasanya hidup lebih baik
(lebat) pada bagian barat pohon
-  Tumbuhan pandan hutan biasanya cenderung condong ke arah timur
-  Sarang semut/serangga biasanya terletak di sebelah barat pepohonan
3.  Mencegah dan menanggulangi keadaan tersesat
Tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan
arah yang akan dituju. Hal tersebut biasanya disebabkan karena berjalan pada malam
hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu
titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas.  Yudiawan (2002)
menyatakan bahwa hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain:
a.  Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan
perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut
4



b.  Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang
dimiliki
c.  Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap
persimpangan
d.  Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung
e.  Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut
jika dilihat dari arah berlawanan
f.  Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa
g.  Gunakanlah kompas sebelum tersesat
h.  Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angin
i.  Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada
pemimpin.
Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah S T O P, yaitu:
S =
Seating
, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan
T =
Thinking
, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi
O =
Observation
, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudian
tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus
dihindari
P =
Planning
, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan
sesuatu yang akan anda lakukan (Addy, 2002).
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah:
a.  Membuat tempat berlindung (
shelter
) dari bahaya atau cuaca buruk
b.  Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan
c.  Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi/memanjat pohon
d.  Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam
e.  Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya
dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak
f.  Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun
g.  Memanfaatkan situasi dengan menunggu bala bantuan, mencari makanan, mencari air
dan lainnya

Selasa, 23 Maret 2010

Gerak, Gaya dan Tehnik memanjat

Bagi pemula yang belum pernah manjat tebing/ dinding sama sekali, akan terasa sangat canggung saat pertama kali manjat. Semua ini normal dan secara psikologis biasa-biasa saja. Saat inilah kamu berpikir tentang apa aja yang diperlukan untuk manjat seperti gimana menggapai satu pegangan, gimana mindahin pijakan kaki, gimana mentransfer berat badan tanpa terayun jatuh dll. Semua pemanjat mengalami hal ini. Seperti halnya ingatan, otot-otot kita juga perlu dilatih untuk mengingat gerakan-gerakan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tertentu. Contohnya saat belajar naik sepeda atau berenang, setelah tubuh hapal akan gerakan tersebut akan sangat mudah kita melakukannya lagi dilain kesempatan. Kemampuan mengingat akan gerak ini disebut engram. Kalo waktu belajar kamu melakukan gerakan yang salah dalam mengeksekusi tehnik tertentu maka untuk kedepannya akan lebih susah lagi untuk memperbaiki tehnik itu karena hapalan gerak yang salah harus di hapus dari otak kita dan kita harus mulai dari awal lagi untuk melatih tehnik tsb dengan benar. Itulah alasan kenapa latihan tehnik yang benar perlu dilakukan sedini mungkin. Kenapa kita harus belajar tehnik? Soalnya untuk melatih kekuatan perlu waktu yang lama. Sebagian pemanjat punya anggapan bahwa “Tehnik cuma untuk orang yang lemah”. Mereka adalah pemanjat-pemanjat yang latihan siang dan malam untuk meningkatkan kekuatan mereka khususnya otot tangan dan jari-jarinya biar hebat seperti baja dan bisa pull-up satu tangan atau bahkan satu jari. Kalo kita udah sering berlatih tehnik dan manjat secara teratur tanpa disadari kekuatan jari, tangan, otot perut dan daya tahan akan sangat meningkat. Kombinasi dari tehnik yang manjur dan kekuatan yang lumayan bakal bikin pemanjatan keliatan indah, mudah dan membuat penonton kagum. Tehnik dulu, kekuatan bakal nyusul dengan sendirinya.

Karena kita pemanjat pemula dan enggak bisa dibandingin dengan Chris Sharma atau Dave Graham, latihan tehnik sudah harus menjadi fokus kita untuk menjadi pemanjat yang lebih baik. Kelenturan tubuh menunjang sekali penguasaan tehnik. Kamu enggak perlu lentur banget kayak tukang akrobat dari China, asalkan tubuh kamu enggak kaku banget kamu bakal bisa belajar tehnik dengan memuaskan. Supaya tubuh enggak kaku, lakukan pemanasan dan kemudian kelenturan/ stretching. Kalo saya pribadi biasanya langsung melakukan pemanjatan traverse/ menyamping dengan tingkat kesulitan yang super mudah untuk pemanasan, sebelum dilanjutkan dengan rute panjang dan melelahkan.

Tehnik Dasar yang Umum
1. Pertahankan 3 titik kontak. 2 tangan dan 2 kaki total semuanya jadi 4 kontak. Waktu kamu manjat usahakan 1 kontak mencari pegangan atau pijakan dan 3 lainnya tetap menempel pada tebing. Dengan cara ini kamu enggak bakal cepet cape.

2. Usahakan tangan selalu lurus ( jangan membengkokan siku). Waktu meraih pegangan tangan setinggi apapun segera jatuhkan badan kamu dengan menekuk kedua lutut dan meluruskan tangan. Kalo kamu terus2an membengkokan siku waktu manjat dan mencengkram dengan keras dijamin tangan kamu cepet lemes. Dengan tangan lurus sebagian beban tubuh ditunjang oleh otot bahu dan dada jadinya lebih enteng.

3. Manjat dengan kaki dan bukan tangan. Karena kaki lebih kuat maka sering2lah mendorong vertikal dengan kaki kamu bukannya menarik vertikal dengan tangan kamu.

Dalam penguasaan tehnik kita juga harus familiar dengan medan tempur. Jenis bebatuan tebing akan sangat menentukan tehnik apa yang kita perlukan agar bisa manjat kepuncak dengan mulus. Tebing dan bebatuanlah yang bakal mendikte kita dan memaksa kita untuk begini dan begitu. Proses inilah yang membuat pemanjat tebing dan seorang pelaku boulder (pemanjat batuan besar) bersahabat dengan alam. Makanya selain kita harus tau nama dari tehnik itu sendiri kita juga harus mengenal nama dari bentuk pegangan/ pijakan yang bakalan dipake.

tecnik tangan dan jari

Teknik tangan dan jari

Beberapa tehnik tangan yang sangat efektif buat manjat. Diambil dari berbagai sumber, hanya yang paling favorit adalah langsung dari sesama pemanjat karena selain lebih jelas dan bisa langsung dipraktekan biasanya tehnik yang didapat dari rekan pemanjat enggak terdapat di buku manapun. Latih lah tehnik2 dibawah ini sesering mungkin untuk menambah jurus-jurus gerak reflek di kamus engram kamu.

genggaman terbuka (open grip)
gaston/ doube gaston
pelukan tangan (hand wrap)
krimp (crimping)
kantong jari (pocket grip)
gantungan satu jari pada kantong (monodoigt)
jepitan jempol (thumb pinch)
tumpukan jempol untuk krimper (thumb stack)
gapaian lurus (straight on >>>reach up)
tangan kembar (matching)
gapaian menyilang (cross through)
gantungan dari bawah (undercling/undercuts)
tarikan samping (side pull)
cubit dan jepit (pinching: thumb/ finger)
kampus/ manjat tanpa kaki (campus)
kuncian siku (lock off)
tempelan/ dorongan telapak tangan (palming/ push down)
jari ditumpuk (stacked finger)
cengkraman cincin (ring grip)
genggaman vertikal (vertical grip)
pegangan dengan kuku (fingernail cling)
pelukan lengan (forearm wrap)
pelukan jempol (thumb wrap)
pelukan pergelangan tangan (wrist wrap)
pelukan jari kelingking (pinky wrap)
pertukaran/ gantian tangan (switching hands)
jari merayap (finger switch)
sloper
———-
kuncian pasak (jamming) dan (camming)
kuncian tangan (hand jams)
kuncian kepalan tangan (fist jams)
palang tangan (arm bar)
sayap ayam (chicken wing)
tumpukan jari (finger stack)
tumpukan tangan (hand stack)
kuncian kupu-kupu (butterfly jams)

memenjat tebing miring..

Memanjat tebing miring

Tebing alam yang yang kita panjat enggak selalu 90 derajat vertikal. Tebing yang derajat kemiringannya lebih besar dari 90 biasa disebut SLAB. Tergantung dari jenis batu ditebing tersebut, untuk memanjat slab pada umumnya diperlukan banyak friksi atau kontak dari sebagian besar karet sepatu. Pada saat memanjat tebing slab posisi badan harus cenderung tegak lurus yang memungkinkan pusat gravitasi yang jatuh (tekanan berat badan) sepenuhnya tertumpu pada bagian kaki yang menempel pada tebing. Kalo kamu memanjat tebing slab dengan posisi badanmu paralel/ sejajar denga kemiringan tebing, kamu bakalan mudah tergelincir dan jatuh. Posisi yang salah ini sangat populer dikalangan pemula dikarenakan rasa takut jatuh yang membuat mereka berpikir
dengan memeluk/menempelkan badan ke tebing akan menyelamatkan mereka.

Sedangkan tebing yang kemiringannya lebih kecil dari 90 derajat biasa disebut OVERHANG kecuali Nol derajat kemiringan atau sepenuhnya horisontal disebut ROOF (atap). Untuk memanjat tebing overhang diperlukan kekuatan yang tinggi dan tehnik memanjat yang baik. Salah satu kekuatan yang penting yaitu core strength atau kekuatan otot-otot perut kita, kenapa demikian? Karena otot perut inilah yang diperlukan untuk menjembatani kekuatan tangan dan kekuatan kaki sehingga badan akan tetap dekat dengan tebing yang akan membuat kita lebih mudah untuk mengontrol keseimbangan. Untuk memperkuat otot perut ini sering-seringlah melakukan CRUNCH atau juga SIT-UPS, ini bagus supaya
perut enggak buncit buanget
Lebih bagus lagi kalo kamu melakukan olah raga kelenturan dan kekuatan
PILATES (seperti YOGA hanya lebih terfokus pada kekuatan otot perut).

Tip-tip dibawah ini bisa digunakan untuk memanjat tebing overhang:

1. Manjat dengan cepat. Saat kamu memanjat tebing overhang kamu bakalan
lebih cepat cape dan akhirnya jatuh. Dengan memanjat cepat kamu
menggunakan energi kamu se-efeektif dan se-efeisien mungkin. Ini bukan
diartikan kamu memanjat dengan kaku dan enggak karu-karuan. Memanjat
dengan cepat artinya kamu harus cepat dalam mengambil keputusan dimana
kamu bakal menempatkan kakimu dan pegangan mana yang akan kamu sambar berikutnya.

2. Pertahankan tiga titik kontak atau dalam bahasa inggris sering disebut “Three points of Contact”. Rumus ini udah bukan rahasia lagi dan dikenal sebagai aturan dasar memanjat tebing untuk para pemula. Kita punya empat titik kontak saat kita memanjat: 2 tangan dan 2 kaki. Pada saat kita melakukan gerak vertikal usahakan tiga titik tetap menempel yaitu dua kaki dan satu tangan, atau sebaliknya; dua tangan dan satu kaki. Artinya, kita memindahkan hanya satu titik kontak setiap saat kita bergerak. Kalo kedua kakimu terlepas maka kedua tanganmu akan menahan berat badan sepenuhnya (seperti pada saat melakukan pull-ups) dan ini sangat melelahkan. Dan kalo kedua tanganmu terlepas pada saat manjat tebing overhang maka kamu sudah pasti bakal terjungkal dan melayang jatuh bo! Ngerti kan maksudnya?

3. Pada saat posisimu kukuh/solid (pegangan dan tumpuan kaki sangat bagus dan mendukung) istirahatlah dan lenturkan/stretch, goyang-goyangkan/shake tangan dan jari-jari kamu supaya otot-ototmu lebih segar untuk mengeksekusi gerak selanjutnya. Untuk pemanjatan rute panjang kamu harus pintar-pintar mengambil kesempatan untuk sering beristirahat.

4. Tetaplah fokus dan bernafas dengan baik!

Semoga berhasil.

5 komponen dasar panjat tebing

5 Komponen Dasar Panjat Tebing

Seperti halnya jenis olah raga lain, Panjat Tebing memerlukan tingkat fisik dan mental yang baik. Satu hal yang mungkin perlu diingat yaitu bahwa dari satu sisi panjat tebing terlihat sebagai satu olah raga yang bersifat mental, karena untuk menyelesaikan satu rute/problem kamu harus membuat strategi penyelesaian masalah (problem solving) dengan kombinasi tehnik yang baik. Disisi lain karena posisi pemanjat yang menggantung dan arah gerak/posisi tubuh yang berlawanan dengan daya gravitasi mereka perlu otot yang enggak lembek, yang ini lebih bersifat fisik.

Saya mengkategorikan komponen dasar ini kedalam dua aspek:
1. Komponen Fisik
2. Komponen Non Fisik

Yang termasuk kedalam komponen fisik yaitu:

Kekuatan
Jangan menganggap bahwa kekuatan yang dimaksud disini yaitu sekedar kekuatan tangan. Pemanjat enggak manjat cuma dengan tanggannya mereka pake kaki, pake badan dan yang penting lagi mereka juga pake otak bo. Kekuatan ini cakupannya menyeluruh termasuk kekuatan tangan dan kaki (limp strength) dan kekuatan tubuh (core strength) yaitu perut, dada, punggung dan pinggang. Kekuatan ini sangatlah diperlukan ketika kamu mulai beranjak ke tingkat mahir yang biasa dimulai dengan pemanjatan dengan kesulitan rute 5.11 keatas.

Daya Tahan
Daya tahan artinya kemampuan kamu untuk memanjat rute yang panjang tanpa terlalu banyak berhenti/ istirahat. Tentunya ini sangat mendominasi para pemanjat multi pitch. Training untuk ini jarang sekali dilakukan pada rute dengan kesulitan tingkat tinggi karena jika demikian maka akan cenderung ke training kekuatan dan bukannya daya tahan. Cukup dimulai dengan rute mudah dan terus dilanjutkan ke rute-rute yang tidak terlalu sulit untuk sekitar 15 menit sampe 45 menit (pemula) tanpa diselingi istirahat.

Kelenturan
Meskipun wanita pada umumnya tidak sekuat pria, biasanya mereka lebih menonjol dalam bidang ini. Kelenturan bisa sangat menentukan apakah seseorang pemanjat dapat menyelesaikan satu rute tertentu atau tidak, karena itu janganlah disepelekan. Selalu lakukan pemanasan kemudian melenturkan tubuh (stretching) sebelum kamu memanjat. Kombinasi kelenturan dan kekuatan akan menjadikan alur gerak (fluidity) si pemanjat tampak indah, mudah (padahal sebetulnya sulit) dan mengesankan.

Sedangkan komponen non fisik yaitu:

Mental dan Sikap
Yang dua ini harus selalu positif. Keadaan mental kamu akan menjelma menjadi sikap yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu pemanjatan. Alasan-alasan seperti aku kayaknya enggak bisa, aku udah cape, rutenya bukan tipeku, rutenya untuk pemanjat yang badannya tinggi/ pendek dll merupakan contoh ketidak siapan mental. Hadapi semua rute/ problem dengan ucapan ” Saya akan coba sebaik mungkin!” Kalo kamu jatoh/ gagal coba lagi dan coba lagi, disinilah proses belajar memanjat tebing menuju kesempurnaan sampai kamu akhirnya berhasil menyelesaikan rute tsb tanpa jatuh.

Tehnik
Tehnik ini jangkauannya umum, bisa termasuk gabungan dari komponen fisik diatas. Namun kalo kita bicara tehnik biasanya enggak secara langsung berhubungan dengan otot karena itu saya kategorikan komponen ini ke non fisik. Tehnik ini didapat dari proses belajar yang enggak sebentar, makanya untuk belajar tehnik dengan cepat dan baik belajarlah langsung dari pemanjat pro yang sudah berpengalaman. Mereka biasanya bisa langsung menunjukan kelemahan dan kekurangan pemanjatan kamu. Kadang untuk belajar tehnik ini kamu harus melakukan gerakan-gerakan yang sama secara terus menerus sampai tubuh kamu hafal betul untuk mengeksekusi gerak tsb (biasa disebut engram: daya ingat tubuh dalam melakukan gerakan/posisi tertentu). Tehnik cakupannya luas termasuk keseimbangan dan perpindahan berat badan, posisi, pernafasan, gerak dinamik dan statik dll.

Selamat berlatih!

Sabtu, 09 Januari 2010

PERLENGKAPAN DASAR TEKNIS HIDUP ALAM BABAS

A. Perlengkapan Jalan (untuk medan gunung hutan)

1. Sepatu
Mempunyai kegunaan sesuai dengan kebutuhan perjalanan.
Sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki
Harus kuat untuk pemakaian yang berat

Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu :
Melindungi telapak kaki sampai mata kaki
Kulit tebal, tidak mudah sobek
Lunak bagian dalam, masih memberikan ruang bagi gerak kaki
Keras bagian depannya, untuk melindungi jari kaki (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang, yang bagian depan sepatu sangat keras karena dilapisi dengan besi, selain berat juga akan merusak jari kaki jika ada perubahan suhu)
Bentuk sol bawahnya harus dapat menggigit tanah ke segala arah dan cukup kuat.
Ada lubang ventilasi, yang bersekat halus sehingga air dan udara lewat untuk pernafasan kulit telapak kaki.

2. Kaus Kaki
Yang perlu diperhatikan : menyerap keringat. Gunanya :
Melindungi kulit kaki dari pergesekan dengan kulit sepatu.
Menjaga agar kulit kita tetap dapat bernafas.
Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah yang dingin.

3. Celana Jalan
Yang perlu diperhatikan :
Kuat, lembut
Ringan
Tidak mengganggu gerakan kaki, jahitannya cukup longgar
Praktis
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Mudah kering, bila basah tidak menambah berat
Bahan celana yang terbuat dari katun cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri, mudah kering.

4. Baju Jalan
Yang perlu diperhatikan :
Melindungi tubuh dari kondisi seikitar
Kuat
Ringan
Tidak mengganggu pergerakan
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Praktis
Mudah kering

5. Topi Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
Melindungi kepala dari kemungkinan akibat duri
Melindungi kepala dari hujan, terutama kepala bagian belakang.
Harus kuat dan tidak mudah robek, untuk medan gunung hutan dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi Jepang.

6. Sarung Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
Sebaiknya terbuat dari kulit
Bentuknya sesuai dengan tangan kita
Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan.

7. Ikat Pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tetapi teguh. Selain menjaga agar celana tidak kendur, juga untuk meletakan alat-alat yang perlu cepat dijangkau seperti pisau pinggang, tempat air minum, tempat alat-alat P3K, dll.

8. Ransel / Carrier
Ringan, Sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan, terbuat dari bahan yang water proof.
Kuat, harus mampu membawa beban dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah robek, jahitannya tidak mudah lepas, zippernya cukup kokoh, dsb.
Nyaman dipakai, dianjurkan agar memakai ransel yang mempunyai rangka, agar berat beban merata dan seimbang. Selain itu juga membuat kenyamanan karena adanya ventilasi antara tubuh/punggung dengan ransel.
Praktis, kantung-kantung tambahan serta pembagian ruangan akan memudahkan untuk mengambil barang-barang tertentu.

9. Peralatan navigasi
- Kompas, peta, penggaris segitiga, busur derajat, pensil, dll.

10. Lampu Senter
Dengan bola lampu dan baterai cadangan

11. Peluit

12. Pisau
Pisau saku serbaguna (multi blade) seperti Victorinox
Pisau pinggang
Golok tebas

B. Peralatan Tidur
Satu set pakaian tidur
Kaus kaki untuk tidur
Sleeping bag
Matras
Tenda/ponco/flysheet untuk bivak


C. Perlengkapan Masak dan Makan
Alat-alat makan
Alat pembuat api (lilin, spirtus, dll)
Kantung air / tempat air


Menyusun Perlengkapan Kedalam Ransel/carrier (Packing)

Nyaman, efisien, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel, juga banyak dipengaruhi cara menyusun barang (packing) kedalam ransel.
Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan. Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan dibagian bawah.
Letakkan barang yang sewaktu-waktu diperlukan diletakkan dibagian atas atau diletakkan dikantung-kantung luar ransel (ponco, P3K, kamera, dll).
Kelompokan barang-barang dan masukkan kedalam kantung-kantung plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur / cadangan, pakaian dalam, buku-buku, dll.


Perencanaan Perbekalan

Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
Keadaaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)

Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perjalanan:
a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
d. Ringan, mudah didapat
e. Murah


Untuk dapat merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai dengan syarat-syarat diatas, kita dapat mengkajinya dengan langkah-langkah berikut :
Dengan informasi yang cukup lengkap, perkirakan kondisi medan, aktifitas tubuh yang perlukan, dan lamanya waktu. Perhitungkan jumlah kalori yang diperlukan.
Susun daftar makanan yang memenuhi syarat diatas, kemudian kelompokan menurut komposisi dominan. Hidrat arang, ptotein, lemak, hitung masing-masing kalori totalnya (setelah siap dimakan).
Perhitungan untuk vitamin dan mineral dapat dilakukan terakhir, dan apabila ada kekurangan dapat ditambah tablet vitamin dan mineral secukupnya.

Catatan :Kandungan kalori : hidrat arang 4 kal/gr
lemak 9 kal/gr
protein 4 kal/gr


Kalori paling cepat didapat dari :

1. Hidrat arang
2. lemak
3. protein

Kebutuhan kalori per 100 pounds berat badan (sekitar 45 kg)1 Metabolisme basal 1100 kalori
2 Aktifitas tubuh :
Jalan Kaki 2 mil/jam 45 kal/jam
3 mil/jam 90 kal/jam
4 mil/jam 160 kal/jam
Memotong kayu/tebas 260 kal/jam
Makan 20 kal/jam
Duduk (diam) 20 kal/jam
Bongkar pasang ransel, buat camp 50 kal/jam
Menggigil 220 kal/jam
3 Aktifitas dinamis khusus = 6 - 8 % dari 1 dan 2
4 Total kalori yang dibutuhkan = 1 + 2 + 3



Jenis Bahan Makanan dan Macam Makanan

Sumber kalori dari hidrat arang tiap 100 gramBeras giling 360 kal Nasi 178 kal
Havermout 390 kal Kentang 90 kal
Singkong 140 kal Macaroni 363 kal
Maizena 343 kal Roti 248 kal
Tape singkong 173 kal Gaplek 363 kal
Biskuit 458 kal Sagu 353 kal
Terigu 365 kal Ubi 123 kal
Gula pasir 364 kal Gula aren 368 kal
Madu 294 kal Coklat pahit 504 kal
Coklat manis 472 kal Coklat susu 381 kal


Sumber Protein (tiap 100 gram)Tempe 119 kla
Kacang tanah rebus dengan kulit 360 kal
Telur ayam 162 kal
Telur bebek 189 kal


Sumber protein dan lemak (tiap 100 gram)Corned 241 kal
Daging asap 191 kal
Dendeng 433 kal
Sardens 338 kal


Menu makanan satu hari :Mie 1.5 gelas 335 kal
Susu kental manis ½ gelas 336 kal
Dodol ½ ons 200 kal
Coklat 1 ons 472 kal
Nasi 2 ons 360 kal
Roti 1 ons 248 kal
Biscuit 1 ons 458 kal
Corned ½ ons 120 kal
Dendeng 1 ons 433 kal

TOTAL 2962 kal




Perlengkapan Perorangan :

1. Carrier / Ransel
2. Matras
3. Rain coat / ponco
4. Sleeping Bag
5. Perlengkapan makan & minun
6. Baju hangat / jaket + baju ganti (cadangan)
7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan
8. Senter (Baterai + bohlam cadangan)
9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan
10. Obat-obatan pribadi
11. Kompas, webbing, tali
12. Logistik
13. Lilin
14. Pisau serba-guna / Victorinox


Perlengkapan Team :

1. Tenda
2. Peralatan masak
3. P3K
4. Trash Bag
5. Golok Tebas

BAHAYA DI PEGUNUNGAN

Bahaya di pegunungan dibedakan menjadi :

a. Bahaya subyektif, disebabkan oleh orang yang mendaki gunung sendiri.
b. Bahaya obyektif, disebabkan oleh gunung atau lapangan/alam itu sendiri.

Dalam praktek tidak mungkin mengadakan perbedaan eksas (pasti), karena banyak terjadi bahaya yang obyektif dibandingkan dengan bahaya subyektif, apabila orang melakukan kesalahan dan tidak ingat akan bahaya tersebut.

Barangsiapa sebelumnya mengetahui bahaya-bahaya yang obyektif seperti :
1. Kejatuhan batu
2. daerah-daerah yang berbahaya
3. petir
4. kabut
5. udara yang mendadak menjadi buruk

Maka dia akan dapat menghindari (tidak tentu) bahaya-bahaya tersebut.
Barangsiapa pada waktu akan terjadi bahaya, dengan cepat dan dengan cara yang benar menghindarkan diri dari bahaya-bahaya tersebut, ada harapan untuk hidup lama di pegunungan.

Bahaya-bahaya yang subyektif seperti :
1. keadaan atau lemah badan dari orang yang akan mendaki
2. pengetahuan dan pengalaman yang kurang merupakan unsur-unsur yang lebih rumit.

Dorongan hati untuk pegang peranan dan penyakit ingin dihormati oleh sesama orang, untuk menggantikan prestasi orang lain, membuat orang menjadi buta dan akan memiliki nasib yang tidak baik dipegunungan. Orang yang menderita tekanan jiwa, tidak boleh mendaki gunung. Perjalanan ke gunung yang sunyi dapat menimbulkan keajaiban.

a. Batu yang jatuh dari gunung, merupakan ancaman bahaya besar.

Hembusan angin yang kuat, hujan angin, menyebabkan batu-batu tersebut berjatuhan. Juga orang dan binatang, dapat menyebabkan batu-batu berjatuhan.
Pada masa sekarang ini dimana banyak perjalanan dilakukan di pegunungan, batu-batu yang berjatuhan, disebabkan oleh pendaki gunung yang kurang hati-hati, merupakan salah satu bahaya yang terpenting di pegunungan.
Pada batu karang yang banyak mengandung batu-batu lepas, merupakan bahaya yang lebih besar dari pada batu karang yang mengandung batu-batu tetap. Puing-puing yang banyak pada batu karang dan parit-parit yang sempit serta dalam, merupakan saksi dari batu-batu yang jatuh. Karena batu-batu yang jatuh itu disebabkan oleh belahan, parit-parit yang sempit dan dalam di tempat-tempat dan dalam di tempat-tempat tertentu, maka di tempat tersebut terjadilah bahaya yang lebih besar.

b. Apa yang kita kerjakan kalau ada petir?

Tempat-tempat khusus yang berbahaya bagi petir adalah :
Tempat-tempat yang menonjol sperti : puncak, salib pada gunung, batu karang yang menonjol, pohon-pohonan, sungai-sungai. Batu karang pada umumnya lebih berbahaya daripada salju. Pada cuaca buruk, segera tinggalkan tempat-tempat tersebut.
Segi tiga pada batu karang.

Perlindungan yang terbaik dari sambaran petir ialah : mengurungkan untuk berjalan atau lebih awal pulang.
Cuaca buruk jarang datang pada siang hari atau pada pagi hari. Pada waktu ada petir segera jongkok, duduk di atas tanah atau duduk diatas ransel atau tali yang sedang digulungkan dan menunggu sampai petir hilang.
Jangan sekali-kali bersembunyi dalam gua, imbang/bersender pada dinding.
Tempat-tempat itu sangat berbahaya, karena tanah yang meledak dan emosi. Kran air, kawat baja dan kawat berduri jangan sampai di sambar petir. Meskipun itu tidak secara langsung menarik logam, tetapi mengalirkan listrik (penghantar yang baik).

c. K a b u t

Kabut menimbulkan persoalan pada waktu kita mencari keterangan tentang tempat yang akan kita datangi. Kita harus membawa peta, kompas, meteran untuk mengukur tekanan udara. Pada waktu ada kabut tebal, kita harus percaya pada alat-alat kita itu.

d. Udara mendadak menjadi buruk

Keadaan udara yang mendadak menjadi buruk di pegunungan, harus mendapat perhatian yang serius. Pada perjalanan yang berat, kita mengambil resiko (kesempatan yang berbahaya) tentang udara yang mendadak menjadi buruk. Untuk perjalanan semacam itu, sebaiknya, menunggu cuaca yang baik.
Menunggu yang sabar, pada waktu pulang, keberanian, kewaspadaan dan perasaan bertanggung jawab, merupakan syarat bagi pendaki gunung.
Tanpa pertimbangan, begitu saja melakukan perjalanan, tidak lain hanya merupakan kebodohan saja. Barang siapa tidak mengenal bahaya, akan mejadi berani.