dUnia

SAKA WANABAKTI MAGETAN

Selasa, 23 Maret 2010

Gerak, Gaya dan Tehnik memanjat

Bagi pemula yang belum pernah manjat tebing/ dinding sama sekali, akan terasa sangat canggung saat pertama kali manjat. Semua ini normal dan secara psikologis biasa-biasa saja. Saat inilah kamu berpikir tentang apa aja yang diperlukan untuk manjat seperti gimana menggapai satu pegangan, gimana mindahin pijakan kaki, gimana mentransfer berat badan tanpa terayun jatuh dll. Semua pemanjat mengalami hal ini. Seperti halnya ingatan, otot-otot kita juga perlu dilatih untuk mengingat gerakan-gerakan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tertentu. Contohnya saat belajar naik sepeda atau berenang, setelah tubuh hapal akan gerakan tersebut akan sangat mudah kita melakukannya lagi dilain kesempatan. Kemampuan mengingat akan gerak ini disebut engram. Kalo waktu belajar kamu melakukan gerakan yang salah dalam mengeksekusi tehnik tertentu maka untuk kedepannya akan lebih susah lagi untuk memperbaiki tehnik itu karena hapalan gerak yang salah harus di hapus dari otak kita dan kita harus mulai dari awal lagi untuk melatih tehnik tsb dengan benar. Itulah alasan kenapa latihan tehnik yang benar perlu dilakukan sedini mungkin. Kenapa kita harus belajar tehnik? Soalnya untuk melatih kekuatan perlu waktu yang lama. Sebagian pemanjat punya anggapan bahwa “Tehnik cuma untuk orang yang lemah”. Mereka adalah pemanjat-pemanjat yang latihan siang dan malam untuk meningkatkan kekuatan mereka khususnya otot tangan dan jari-jarinya biar hebat seperti baja dan bisa pull-up satu tangan atau bahkan satu jari. Kalo kita udah sering berlatih tehnik dan manjat secara teratur tanpa disadari kekuatan jari, tangan, otot perut dan daya tahan akan sangat meningkat. Kombinasi dari tehnik yang manjur dan kekuatan yang lumayan bakal bikin pemanjatan keliatan indah, mudah dan membuat penonton kagum. Tehnik dulu, kekuatan bakal nyusul dengan sendirinya.

Karena kita pemanjat pemula dan enggak bisa dibandingin dengan Chris Sharma atau Dave Graham, latihan tehnik sudah harus menjadi fokus kita untuk menjadi pemanjat yang lebih baik. Kelenturan tubuh menunjang sekali penguasaan tehnik. Kamu enggak perlu lentur banget kayak tukang akrobat dari China, asalkan tubuh kamu enggak kaku banget kamu bakal bisa belajar tehnik dengan memuaskan. Supaya tubuh enggak kaku, lakukan pemanasan dan kemudian kelenturan/ stretching. Kalo saya pribadi biasanya langsung melakukan pemanjatan traverse/ menyamping dengan tingkat kesulitan yang super mudah untuk pemanasan, sebelum dilanjutkan dengan rute panjang dan melelahkan.

Tehnik Dasar yang Umum
1. Pertahankan 3 titik kontak. 2 tangan dan 2 kaki total semuanya jadi 4 kontak. Waktu kamu manjat usahakan 1 kontak mencari pegangan atau pijakan dan 3 lainnya tetap menempel pada tebing. Dengan cara ini kamu enggak bakal cepet cape.

2. Usahakan tangan selalu lurus ( jangan membengkokan siku). Waktu meraih pegangan tangan setinggi apapun segera jatuhkan badan kamu dengan menekuk kedua lutut dan meluruskan tangan. Kalo kamu terus2an membengkokan siku waktu manjat dan mencengkram dengan keras dijamin tangan kamu cepet lemes. Dengan tangan lurus sebagian beban tubuh ditunjang oleh otot bahu dan dada jadinya lebih enteng.

3. Manjat dengan kaki dan bukan tangan. Karena kaki lebih kuat maka sering2lah mendorong vertikal dengan kaki kamu bukannya menarik vertikal dengan tangan kamu.

Dalam penguasaan tehnik kita juga harus familiar dengan medan tempur. Jenis bebatuan tebing akan sangat menentukan tehnik apa yang kita perlukan agar bisa manjat kepuncak dengan mulus. Tebing dan bebatuanlah yang bakal mendikte kita dan memaksa kita untuk begini dan begitu. Proses inilah yang membuat pemanjat tebing dan seorang pelaku boulder (pemanjat batuan besar) bersahabat dengan alam. Makanya selain kita harus tau nama dari tehnik itu sendiri kita juga harus mengenal nama dari bentuk pegangan/ pijakan yang bakalan dipake.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar